Langsung ke konten utama

DRAFT PROPOSAL

USULAN PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2015

1.     
a.    Judul
:
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Analisis terhadap Kecenderungan dan Penyebab Terjadinya Perilaku Penundaan Mata Kuliah dan Penyusunan Skripsi di Kalangan Mahasiswa Jurusan PAK STAKN Kupang)
b.    Bidang Ilmu
:
Pendidikan Agama Kristen
c.    Kategori Penelitian
:
Penelitian Institusional
2.
Ketua Peneliti
a.    N a m a
:
Roimanson Panjaitan, M.Pd.K
b.    NIP/ NIDN
:
19830911 201403 1 002/ 2211098301
c.    Jenis Kelamin
:
Laki-laki
d.   Pangkat/ Gol.
:
Penata Muda Tk. I/ III b
3.
Susunan Tim Peneliti
e.    Anggota Peneliti
:
1.    Maya Djawa, S.Th, M.Pd.K
2.    RJ. Natongam Sianturi, M.Th
3.    Oscard Martuani P.L. Tobing, M.Th
4.
Lokasi Penelitian
:
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang
5.
Lama Penelitian
:
6 (Enam) bulan
6.
Biaya Penelitian
:


a.     Besar Biaya
:
Rp. 25.000.000,-
(Dua Puluh Lima Juta Rupiah)

b.     Sumber Biaya
:
DIPA STAKN Kupang Tahun 2016



Kupang,   11 Februari 2016
Mengetahui
Ka. Jurusan PAK STAKN Kupang




Drs.Yusuf B. Tongkal, M.Pd.K
NIDN.

Ketua Tim Peneliti





Roimanson Panjaitan, M.Pd.K
NIP. 19830911 201403 1 002


A.      Judul Penelitian
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Analisis terhadap Kecenderungan dan Penyebab Terjadinya Perilaku Penundaan Mata Kuliah dan Penyusunan Skripsi di Kalangan Mahasiswa Jurusan PAK STAKN Kupang)


B.       Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang begitu pesat memaksa manusia untuk mengikuti derasnya arus perubahan. Perubahan yang terjadi ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Seiring dengan hal tersebut tingkat aktifitas dan mobilitas manusia semakin meningkat pula. Termasuk dalam bidang pendidikan. Pada tingkat pendidikan tinggi misalnya, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Informasi yang terjadi membuat suasana pendidikan juga ikut berubah. Tidak terkecuali dalam aktifitas dan kehidupan akademik “sesorang yang sedang menjalani pembelajaran di Perguruan Tinggi dalam jangka waktu tertentu dan adanya gelar khusus yang diberikan jika yang bersangkutan sudah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran di Perguruan Tinggi tersebut (P2M STAKPN Tarutung, 2015: 1)”, atau yang kerap didefinisikan sebagai mahasiswa.
Sebagai seorang pembelajar, kehidupan sebagai mahasiswa tentu melekat dengan aktifitas yang berhubungan dengan perkuliahan. Meskipun tidak menutup kemungkinan jikalau mahasiswa memiliki kegiatan lainnya di luar perkuliahan. Akan tetapi banyaknya aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa di luar perkuliahan dapat menyebabkan aktifitas akademiknya terganggu. Tentu hal ini kadangkala dapat dipandang sebagai hal yang lumrah atau lazim. Tetapi, jika hal ini terjadi secara berulang-ulang akan menyebabkan mahasiswa kehilangan prioritas. Selain itu kecenderungan ini dapat menyebabkan banyaknya beban akademik yang terbengkalai. Sehingga perilaku menunda yang semakin sering dilakukan oleh mahasiswa ini pada akhirnya dapat menyebabkan mahasiswa tersebut merasa resah dan cemas, karena tidak dapat memenuhi tuntutan akademik sesuai dengan waktu yang ditentukan baginya untuk menyelesaikan studinya.
Hal semacam ini dikenal dengan istilah prokrastinasi (Solomon dan Rothblum, 1984: 503-509). Prokrastinasi adalah penundaan mulai pengerjaan maupun penyelesaian tugas yang disengaja. Dengan kata lain bahwa faktor penunda dalam menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan berasal dari diri sendiri. Dalam pengertian yang berhubungan dengan kehidupan akademik mahasiswa disebutkan bahwa, prokrastinasi akademik adalah kecenderungan perilaku mahasiswa dalam menunda pelaksanaan atau penyelesaian tugas akademiknya. Perilaku menunda kegiatan yang demikian kadang sampai pada tahap menimbulkan ketidaknyamanan emosi seperti rasa cemas dalam diri mahasiswa. Sehingga mahasiswa sebagai prokrastinator, atau sebutan untuk pelaku prokrastinasi, yang seharusnya dapat melakukan tugas itu, gagal untuk memotivasi diri sendiri dalam melakukan tugas atau pekerjaan tersebut dalam jangka waktu yang diharapkan atau ditentukan. Dengan demikian prokrastinasi akademik dapat menyebabkan terganggunya aktifitas akademik mahasiswa, baik dalam rentang waktu terbatas, bahkan sampai kepada penundaan kelulusan mahasiswa itu sendiri. Oleh sebab itu prokrastinasi dapat mempengaruhi pencapaian suasana dan target akademik mahasiswa.
Hasil penelitian tentang prokrastinasi ini telah pernah diteliti oleh berberapa peneliti sebelumnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Sebagai contoh, hasil penelitian yang dilakukan di luar negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah yang menimpa sebagian besar masyarakat secara luas, dan pada lingkup kecil hal tersebut menimpa dapat siswa atau mahasiswa. Sedangkan penelitian yang dilakukan dalam negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi adalah gejala umum yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa. Artinya setiap mahasiswa hampir-hampir pernah melakukan atau mengalami gejala prokrastinasi (E. Surijah & T. Sia, 2007: 352). Sehingga tidak mengherankan jika perilaku penundaan akademik ini juga terjadi di kalangan mahasiwa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Kupang.
Berdasarkan data akademik mahasiswa STAKN Kupang T.A. 2014/2015, ditemukan bahwa jumlah rata-rata mahasiswa yang mengalami penundaan akademik di setiap kelas (rombongan belajar) selama satuan semester berkisar antara 3-8 orang. Angka ini didasarkan pada jumlah mahasiswa yang gagal mengikuti setiap proses perkuliahan dalam satuan mata kuliah pada semester berjalan. Sedangkan sisanya adalah mahasiswa yang tidak mengalami kendala dalam mengikuti kegiatan perkuliahan.
Di satu sisi, keadaan tersebut dapat dipahami bahwa memang tidak semua mahasiswa dapat menyelesaikan proses akademiknya pada kriteria waktu ideal. Waktu ideal yang dimaksud adalah sebagaimana yang tertuang dalam buku Pedoman Akademik STAKN Kupang, bahwa: “ idealnya seorang mahasiswa dapat menyelesaikan studinya adalah 4-5 tahun." Tetapi di sisi lain juga harus diakui bahwa masih terdapat penundaan yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa hingga menghabiskan masa studinya melebihi waktu yang ideal. Sehingga kondisi merupakan perilaku yang perlu diteliti tingkat kecenderungan dan faktor-faktor penyebabnya. Sebab mahasiswa seharusnya adalah agen perubahan yang diharapkan oleh banyak pihak (orang tua, keluarga, sekolah, gereja dan lingkungan masyarakat). Mahasiwa seharusnya dapat memberikan kontribusi nyata dalam lingkungan masyarakat dan dalam pelayanannya sebagai warga gereja. Namun dengan adanya prokrastinasi akademik ini dipastikan dapat menciptakan masalah tersendiri dalam berbagai dimensi kehidupannya sebagai mahasiswa.
Berdasarkan perihal tersebut maka gejala prokrastinasi akademik di STAKN Kupang ini layak mendapatkan perhatian dan dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat kecenderungan dan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik dalam mata kuliah dan penyusunan skripsi di kalangan mahasiswa jurusan PAK STAKN Kupang.

C.      Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah
1.      Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dapat diartikan sebagai upaya untuk mengelompokkan, mengurutkan, sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti. Sehubungan dengan pernyataan ini, maka peneliti mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
a.       Kecenderungan aktifitas yang dilakukan mahasiswa di luar kegiatan perkuliahan ini dapat menyebabkan mahasiswa kehilangan prioritas. Dengan demikian bagaimanakah tingkat kecenderungan mahasiswa sehingga berakibat kepada penundaan kegiatan akademiknya?
b.      Perilaku prokrastinasi adalah gejala umum yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa. Termasuk di lingkungan STAKN Kupang. Meskipun hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi jika perilaku tersebut berasal dari dirinya sendiri, dapat menimbulkan ketidaknyamanan emosi dalam dirinya, dan dapat berdampak pada perilaku penundaan kegiatan akademiknya. Oleh sebab itu faktor-faktor apa sajakah yang meyebabkan mahasiswa STAKN Kupang untuk melakukan penundaan akademik dalam mata kuliah dan penyusunan skripsinya?
2.      Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah penelitian yang diuraikan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada indikator-indikator yang diuraikan oleh Ferrari  sebagai berikut:
a.       Yang dimaksud dengan prokrastinasi akademik mahasiswa dalam penelitian ini adalah perilaku sadar yang berasal dari diri sendiri untuk menunda kegiatan akademik terhadap mata kuliah dan penyusunan skripsi, dengan indikator-indikator yang didasarkan pada teori tentang prokrastinasi serta kemungkinan indikator lain yang ditemukan setelah melakukan penelitian.
b.      Yang dimaksudkan dengan mahasiswa dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STAKN Kupang jurusan PAK T.A. 2014/2015.
3.      Rumusan Masalah
Mengacu pada pendapat dan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dalam kajian ini peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
a.       Bagaimanakah tingkat kecenderungan perilaku mahasiswa STAKN Kupang, Jurusan PAK, T.A. 2014/2015 untuk melakukan penundaan terhadap mata kuliah dan penyusunan skrispi?
b.      Apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perilaku penundaan mahasiswa STAKN Kupang, Jurusan PAK, T.A. 2014/2015 terhadap mata kuliah dan penyusunan skrispi?

D.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan penelitian (M. Ali, 1985: 30). Mempedomani pendapat di atas maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
a.       Untuk mengetahui tingkat kecenderungan perilaku mahasiswa STAKN Kupang, Jurusan PAK, T.A. 2014/2015 dalam melakukan penundaan mata kuliah dan penyusunan skrispi.
b.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya perilaku penundaan mahasiswa STAKN Kupang, Jurusan PAK, T.A. 2014/2015 terhadap mata kuliah dan penyusunan skrispi.
2.      Manfaat Penelitian
a.       Bagi STAKN Kupang
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan terhadap proses akademik yang berlangsung di lingkungan STAKN Kupang, secara khusus pada jurusan Pendidikan Agama Kristen. Dan juga sebagai referensi teroritis untuk menambah kepustakaan di STAKN Kupang.
b.      Bagi Jurusan PAK
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi terhadap proses dan perkembangan akademik mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Kristen.
c.       Bagi Dosen Wali Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi dosen wali untuk melakukan bimbingan bagi mahasiswa tentang perkembangan perilaku akademik mahasiswa bimbingan.
d.      Bagi Mahasiswa PAK
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi mahasiswa tentang hal-hal yang berhubungan dengan perilaku prokrastinasi akademik.

E.       Kerangka Teoritis
Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”, yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Burka & Yuen, 2008: 5).  Istilah ini pertama kali digunakan oleh Brown dan Hoizman untuk menunjukkan kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan (Burka & Yuen, 2008: 5). Seseorang yang mempunyai kecenderungan menunda atau tidak segera memulai kerja disebut procrastinator (M.N. Ghufron, 2012: 14). Dengan demikian prokrastinasi dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menunda setiap tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada seseorang. Penghindaran dan penundaan tugas dimaksud terjadi secara sadar sebagai akibat perasaan sepele atau tidak senang terhadap diberikan tugas yang diberikan, serta ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas.
Dalam berbagai hal, penundaan terhadap suatu tugas atau pekerjaan mungkin saja tidak bisa dihindari karena beberapa faktor yang tidak disengaja. Akan tetapi jika yang terjadi karena menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk, seperti yang diuraikan oleh Steel, “to voluntarity delay an intended course of action despite expecting to be worse-off for the delay”, maka hal tersebut dapat dipandang sebagai prokrastinasi. Dan juga bukan tidak mungkin bahwa upaya sengaja ini menjadi respon tetap atau kebiasaan tetap dari seseorang dalam menunda pekerjaannya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Knaus (2002: 41), bahwa:  “prokrastinasi dipandang lebih dari sekedar kecenderungan melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai dan dipandang tidak diselesaikan dengan sukses.” Dengan kata lain Knaus berpandangan bahwa penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap, yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan penundaan yang diselesaikan oleh adanya keyakinan irasional dalam memandang tugas. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa sejatinya prokrastinasi dipandang sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting.
Berkaitan dengan akademik, istilah terhadap penundaan ini disebut dengan prokrastinasi akademik, yakni jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah, kuliah atau tugas kursus (Ferrari, dkk., 1995: 5). Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari kegiatan akademik, tidak luput bahkan seringkali menjadi pelaku prokrastinasi akademik ini. Artinya mahasiswa seringkali menjadi prokrastinator dalam kegiatan akademiknya. Tentang jenis tugas yang menjadi obyek prokrastinasi akademik adalah menurut Solomon dan Rothblum (1984: 505), meliputi: tugas mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, membaca, kinerja administratif, mengikuti pembelajaran di kelas, dan kinerja akademik secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik. Juga dapat diartikan suatu bentuk penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas yang penting. Dengan kata lain prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda seseorang yang dengan sadar dilakukan sehingga berdampak pada kegagalan dalam mengerjakan tugas akademik dalam kerangka waktu yang diinginkan atau menunda pengerjaan tugas akademiknya sampai saat-saat terakhir.
Pada dasarnya prokrastinasi akademik disebabkan oleh beberapa faktor. Burka & Yuen (2008: 5, 11 dan 103) menguraikan bahwa terbentuknya tingkah laku prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: konsep diri, tanggung jawab, keyakinan diri dan kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan, kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu. Sedangkan menurut Ferrari, prokrastinasi akademik sangat dipengaruhi oleh kepercayaan serta keyakinan otak yang tidak rasional (1995: 27). Tentang hal yang irrasional ini, Knaus (2010) memberikan penjelasan bahwa prokrastinasi dikaitkan dengan kecemasan (ketidaknyamanan) untuk di-judge dan dievaluasi. Knaus menambahkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik ini dilakukan untuk menjadi defense (pertahanan) terhadap ketakutannya. Setidaknya  Knaus menjelaskan bahwa ada 3 macam ketakutan yang dimilki oleh seseorang sehingga dapat melakukan prokrastinasi, antara lain fear of failure (takut gagal), failure anxiety (cemas akan kegagalan), dan fear of blame (takut salah). Pada saat individu percaya bahwa dia tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan, maka individu akan cenderung untuk melakukan perilaku prokrastinasi akademik. Selain itu, jika individu terlalu berfokus pada kegagalan, maka ia akan sulit melihat kemungkinan- kemungkinan yang ada untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sedangkan, fear of success yang merupakan bentuk dari failure anxiety menyatakan bahwa individu merasa cemas dalam mengontrol dirinya saat sukses dan mendapat tekanan yang lebih besar dari saat ini.
Dari berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik mahasiswa sangat dipengaruhi faktor-faktor yang cenderung bersumber dari diri sendiri. Dengan kata lain, kesadaran dan kepribadian mahasiswa yang diliputi perasaan bersalah, ferfeksionis, cemas dan takut gagal sebagai akibat ketidakyakinan terhadap kemampuan diri sendiri serta tidak mau mengambil resiko akan berakhir pada pengambilan keputusan melakukan usaha pasif dan lebih mengalihkan pada tugas lain yang lebih menyenangkan sehingga perilaku ini berdampak pada mengulur waktu atau menunda kegiatan akademiknya.



F.       Kerangka Berpikir
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kecenderungan mahasiswa Jurusan PAK STAKN Kupang, mulai dari awal hingga semester akhir tahun akademik 2014/2015, serta ingin menganalisa faktor penyebab mereka dalam melakukan prokrastinasi akademik dalam mata kuliah maupun dalam hal penyusunan skripsi. Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menuda dengan sadar pengerjaan tugas-tugas akademik tanpa mempedulikan alasan apapun yang berdampak pada kegagalan dalam mengerjakan tugas akademik dalam kerangka waktu yang diinginkan.
Perilaku penundaan ini disebabkan oleh beberapa hal, terutama yang menyangkut situasi psikologis seseorang, seperti motivasi, penghargaan diri (self-esteem),pengendalian diri (self-control), tingkat kecemasan dan efikasi diri. Dengan demikian perilaku penundaan akademik ini lebih banyak bersumber dari diri prokrastinator. Meskipun para peneliti sebelumnya telah merumuskan berbagai-bagai faktor penyebab terjadinya perilaku prokrastinasi dalam diri seseorang,  akan tetapi perilaku psikologis setiap manusia di segala waktu dan tempat tentu saja berbeda-beda. Sehingga dapat menyebabkan tingkat kecenderungan seseorang dalam melakukan prokrastinasi, khususnya dalam kegiatan akademik tentu saja berbeda pula.
Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dalam locus STAKN Kupang, pada mahasiswa jurusan PAK dari semester awal hingga semester terakhir pada tahun akademik 2014/2015 dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kecenderungan mereka dalam melakukan penundaan akademik dalam mata kuliah maupun penyusunan skripsi. Dan apa-apa saja yang menyebabkan mahasiswa melakukan penundaan tersebut.

G.      Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Juga berarti pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi (Bambang Sriyanto, 2005: 55).
Berdasarkan masalah, kajian teori, serta kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.      Tingkat kecenderungan terjadinya perilaku penundaan mata kuliah dan penyusunan skripsi di kalangan mahasiswa jurusan PAK STAKN Kupang adalah rendah.
2.      Penyebab terjadinya perilaku penundaan mata kuliah dan penyusunan skripsi di kalangan mahasiswa jurusan PAK STAKN Kupang adalah karena faktor-faktor yang telah ditetapkan sebagai indikator penelitian.

H.      Rencana Penelitian
1.      Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang. Penelitian ini difokuskan pada mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Kristen semester gasal, T.A. 2014/2015 karena jumlah mahasiswa pada jurusan ini dapat dianggap sebagai keterwakilan dari seluruh mahasiswa yang tersebar di berbagai jurusan yang ada di lingkungan STAKN Kupang.
2.      Faktor yang Diteliti
Mengingat bahwa penelitian ini dilakukan di lingkungan akademik, dan berusaha mengkaji tentang prokrastinasi akademik yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa STAKN Kupang, maka tekanan dalam penelitian ini adalah difokuskan pada wilayah proses perkuliahan yang dialami mahasiswa Jurusan PAK, mulai dari semester awal hingga pada saat proses penyusunan skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir, dalam rentang waktu T.A. 2014/ 2015. Sedangkan faktor yang akan diteliti, meliputi tingkat kecenderungan mahasiwa dan faktor penyebab terjadinya prokrastinasi akademik dalam mata kuliah dan penyusunan skripsi.
3.      Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012: 3). Dalam penelitian ini populasi atau sampel telah jelas. Dengan demikian metode yang digunakan adalah metode konfirmatif. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkonfimasi keadaan locus penelitian (Sugiyono, 2012: 3, 11).
4.      Data dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan sumber primer sebagai sumber data dengan teknik pengumpulan data, yakni dengan cara menyiapkan  penyataan maupun pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disediakan, yang berhubungan dengan fokus penelitian kepada responden (Sugiyono, 2012: 318).
5.      Analisis Data
Teknik analisis data dimaksudkan untuk mengolah data agar hasil penelitian dipertanggungjawabkan dan dipercaya kebenarannya. Dalam penelitian karena penelitian dilakukan pada sampel yang jelas, dan peneliti ingin mendeskripsikan data sampel, maka analisis data dilakukan dengan cara menggunakan analisis statistic deskriptif (Sugiyono, 2012: 200).

I.         Jadwal Kegiatan Penelitian

No.
Kegiatan
Bulan
1
2
3
4
5
6
1.
Persiapan
a.    Pengajuan Proposal penelitian
b.    Presentase Proposal Penelitian

*

*


*



2.
Pelaksanaan
a.    Pengambilan Data Penelitian
b.    Pengolahan Data Penelitian




*


*

3.
Pelaporan
a.    Penyusunan draft hasil penelitian
b.    Menyelenggarakan seminar hasil penelitian






*
*








J.        Personalia

Personalia
Jumlah
a.    Ketua Tim Peneliti
b.    Anggota Tim Peneliti
1 orang
3 orang


K.      Anggaran Dana Penelitian

1.    Biaya Persiapan


1.     Pembuatan Proposal
(Konsumsi, ATK, Fotocopy, Pembelian Buku-buku Penunjang)
Rp.
1.000.000,-

2.     Transport Rapat Persiapan Penentuan Judul Penelitian 3 Orang @ Rp. 25.000,-
Rp.
75.000,-

3.     Konsumsi Rapat
Rp.
200.000,-

4.     Penggandaan Bahan Presentase Proposal Penelitian
Rp.
500.000,-

5.     Biaya Presentase Proposal
Rp.
500.000,-

6.     Lain-lain
Rp.
327.500,-

Jumlah

2.602.500,-




2.    Biaya Operasional Penelitian


1.     Transportasi
Rp.
1.000.000,-

2.     Pembelian Biaya ATK Tambahan
(Kertas, Tinta Printer, Catridge, Modem, Pulsa Modem)
Rp.
2.000.000,-

3.     Lain-lain
Rp.
400.000,-

Jumlah

3.400.000,-




3.    Penyusunan Laporan Hasil Penelitian


1.     Revisi Proposal
Rp.
1.000.000,-

2.     Transportasi Selama Pengerjaan Analisis Data Penelitian
Rp.
2.000.000,-

3.     Penyusunan Konsep Laporan Hasil Penelitian
Rp.
1.000.000,-

4.     Pencetakan dan Penggandaan Laporan Hasil Penelitian
Rp.
2.000.000,-

5.     Lain-lain
Rp.
600.000,-

Jumlah

6.600.000,-




4.    Honorarium Peneliti



1.     Honor Ketua Tim Peneliti
Rp.
2.800.000,-

2.     Honor Anggota Peneliti 1
Rp.
2.700.000,-

3.     Honor Anggota Peneliti 2
Rp.
2.700.000,-

4.     Honor Anggota Peneliti 3
Rp.
2.700.000,-

Jumlah
Rp.
10.900.000,-




5.    Jumlah seluruh biaya penelitian


1.     Persiapan
Rp.
3.600.000,-

2.     Pelaksanaan
Rp.
4.400.000,-

3.     Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
Rp.
7.600.000,-

4.     Honorarium Tim Peneliti
Rp.
10.900.000,-

5.     Biaya lain-lain
Rp.
1.500.000,-

Total Keseluruhan
Rp.
25.000.000,-

(Terbilang: Dua Puluh Lima Juta Rupiah)

L.       Referensi

1.      J.B. Burka & L.M. Yuen, Procrastination: Why do it and what to do about it, New York: Perseus Book, 2008.
2.      J. R. Ferrari, Jhonson, J. L., dan W. G. McCown, Procrastination And Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment, New York: Plenum Press, 1995. 
3.      R.Boice, Procrastination and Blocking; A Novel, Practical Approach, Westport: Praeger Publisher, 1996.
4.      PD. Anggreini & N. Widyarini, Student at the Completion Procrastination Thesis, Jakarta: Universitas Gunadarma, 2008.                    
5.      Umi Fatmawati, Hubungan Motivasi Belajar dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa, Skripsi UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2014.
6.      Rachma Ulimaz Almira, Tipologi Prokrastinasi Akademik dalam Menyusun Skripsi, Skripsi UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2013.
7.      M.S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
8.      Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama, 2000.
9.      Winarmo Surakhmad,  Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 2005.
10.  Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta, 2012.

M.     Curriculum Vitae Tim Peneliti
1.      Identitas Ketua Tim Peneliti

Nama
:
Roimanson Panjaitan, M.Pd.K
Tempat tanggal lahir
:
Tapanuli Tengah/ 11 Sept. 1983
NIP/ NIDN
:
19830911 201403 1 002/ 22 110983 01
Pangkat/ Gol.
:
Penata Muda Tk. I/ IIIb
Pendidikan
:
S2 Pendidikan Agama Kristen
Bidang Keilmuan
:
Metodologi Penelitian/ PTK
Unit Kerja
:
Jurusan PAK Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang

2.      Identitas Anggota Peneliti 1.

Nama
:
Maya Djawa, S.Th, M.Pd.K
Tempat tanggal lahir
:
Waikabubak, 01 Maret 1983
NIP/ NIDN
:
-/ 08-6103-8302
Pangkat/ Gol.
:
-
Pendidikan
:
S2 Pendidikan Agama Kristen
Bidang Keilmuan
:
Hermeneutik PB
Unit Kerja
:
Jurusan PAK Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang


3.      Identitas Anggota Peneliti 2.

Nama
:
RJ Natongam Sianturi, M.Th
Tempat tanggal lahir
:
Humbang Hasundutan, 04 Mei 1987
NIP/ NIDN
:
198705042014031002/ 22 040587 01
Pangkat/ Gol.
:
Asisten Ahli/ IIIb
Pendidikan
:
S2 Teologi
Bidang Keilmuan
:
Homiletika
Unit Kerja
:
Jurusan PAK Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang

4.      Identitas Anggota Peneliti 3.


Nama
:
Oscard Martuani P.L Tobing, M.Th
Tempat tanggal lahir
:
Tanjung Enim, 04 Desember 1982
NIP/ NIDN
:
198212042014031002/ 22-041282-01
Pangkat/ Gol.
:
Penata Muda Tk. I/ IIIb
Pendidikan
:
S2 Teologi
Bidang Keilmuan
:
Perjanjian Lama
Unit Kerja
:
Jurusan PAK Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAK Dalam Perjanjian Lama

Menjadi sebuah hal yang menarik adalah ketika muncul sebuah pertanyaan, seberapa pentingkah Perjanjian Lama dalam ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen (PAK)? Mungkin pertanyaan ini kita anggap sambil lalu, atau tidak terlalu penting, atau memang kita belum mengetahuinya. Mungkin ada yang mengatakan bahwa Perjanjian Lama (PL) tidak terlalu penting karena PL sudah berlalu dan sudah digenapi oleh Perjanjian Baru (PB), atau PB telah menjelaskan tentang pendidikan kekristenan. Apabila kita mempelajari dengan baik, Yesus Kristus menggunakan PL dalam mengajar di pelayanan-Nya (Mat.5:21-22; 22:39)? Para murid Yesus juga menggunakan PL dalam pelayanan (pemberitaan Injil)? Ternyata PL menjadi hal penting dalam membangun konsep dan pelaksanaan PAK. Pada topik ini, saya tidak menggunakan kata “PAK dalam Perjanjian Lama”, tetapi saya lebih menggunakan kata “PL dalam PAK”. Ya, karena bukan PAK yang ada dalam Perjanjian Lama, tetapi Perjanjian Lama-lah yang ada dalam PAK. Dengan kata lain, hal yan

SEJARAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

BAB I .  DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PADA MASA KUNO Gereja purba bukanlah penemu pendidikan agama, adalah lebih tepat untuk mengatakan bahwa gereja adalah hasil pendidikan itu. Pendidikan khususnya sejak awal sama dengan pikiran dan prakteknnya selama masa Abad Pertengahan berakar baik dalam Kebudayaan – Yunani - Romawi maupu Yahudi. Dari yang pertama itu yaitu melalui pendekatan Sokrates, misalnya, para pendidik Kristen belajar bagaimana menjernihkan pemikiran melalui seri pertanyaan yang semakin mendalam. Kemudian, pikiran salah seorang muridnya yang bernama Plato dimanfaatkan para pemimpin Kristen untuk menyoroti intisari pendidikan sebagai proses mengantar orang untuk meninggalkan perasaan aman mereka yang berporos dunia bayang-bayang agar bertindak sesuai dengan dunia nyata. Jadi sebagian pendidikan berarti memeriksa kembali pandangan yang lazimnya ditolaknya kalau memang data baru itu menuntut berbuat demikian. Murid Plato paling termasyur yang b

PERSEMBAHAN DI HKBP: PERPULUHAN ATAU PERSERATUSAN?

Perbedaan-perbedaan sebutan dan pelaksanaan penyerahan persembahan dalam kekristenan barangkali masih relevan untuk dikaji dan diuji. Kita sering mendengar sebutan persembahan minggu, persembahan bulanan, persembahan perpuluhan, persembahan syukur dan sebagainya, yang dapat saja memunculkan pertanyaan, “berapa macam bentuk persembahan dan berapa seharusnya jumlah persembahan?” Sebenarnya, Alkitab tidak menempatkan persembahan sebagai sesuatu yang terpenting. Hal ini dapat kita mengerti, karena Tuhan tidak kekurangan apapun termasuk uang. Segala sesuatu adalah milikNya. Pada hakikatnya, pemberian persembahan merupakan bukti penyerahan diri kita kepada Tuhan, bukan bersandar pada milik kita. Itu adalah juga bagian dari kerelaan kita melayani dengan apa yang kita miliki untuk kebaikan sesama. Sehubungan dengan itu, kita dapat melihat beberapa hal menyangkut persembahan perpuluhan di dalam Alkitab, di antaranya: 1.      Persembahan perpu