Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

SINGKIRKANLAH BATU-BATU ITU...

Singkirkanlah Batu-batu Itu.... (Yesaya 62:10) Oleh: Roi Manson Panjaitan Dahulu, pada beberapa kisah dalam Perjanjian Lama, batu (Ibrani 'even, Yunani lithos) digunakan untuk berbagai-bagai tujuan. Tergantung pada jenis batunya. Batu-batu kecil umpamanya dapat digunakan sebagai senjata dalam perang atau pertempuran karena mudah digunakan. Masih ingat kisah Daud melawan Goliat orang Filistin? Dalam 1 Sam 17:40, Daut menggunakan batu kecil yang diambil dari sungai untuk menjatuhkan musuhnya Goliat. Sedangkan batu-batu yang lebih besar dapat digunakan untuk menutup sumur (Kej 29:2), untuk menutup mulut gua seperti yang dilakukan Yosua tatkala ia melihat musuhnya melarikan diri dan bersembunyi di dalam gua di Makeda (Yos 10:18). Bahkan ada juga yang digunakan sebagai pertanda atau prasasti (2 Sam 20:8), sebagai batu peringatan yang lebih dikenal dengan sebutan nisan atau tugu, yang hal ini juga masih dapat kita temui dalam tradisi Habatahon (Kebudayaan orang Batak) masa kini. Juga

INGATLAH AKAN ISTRI LOT

"INGATLAH AKAN ISTRI LOT" (Lukas 17:32) Berbicara mengenai Kerajaan Allah, agaknya ada berbagai-bagai pendapat tentang itu. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya penafsiran yang muncul baik di kalangan masyarakat luas (awam) secara umum, maupun di kalangan tokoh-tokoh Teologia secara khusus. Bahkan beberapa penafsir Alkitab berkata bahwa Kerajaan Allah adalah: 1). Saat di mana kita menghadirkan suasana Surga (damai) dalam hati kita. Itu berarti bahwa kita sudah menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita; 2). Saat ketika Yesus melayani di bumi, Dia sudah mendirikan Kerajaan Allah di bumi; 3). Saat di mana suatu ketika akan datang masanya bahwa Yesus akan memerintah kembali di bumi dan menghakimi seluruh isi bumi, dan Ia akan mendirikan Takhtanya; dan 4). Tempat di mana Allah akan memerintah selama-lamanya (sorga). Tetapi secara khusus, nats ini mengandung pengertian yang lebih mengacu kepada penafsiran yang ketiga dan yang keempat, yaitu saat dimana Allah akan menyatakan k

Perkawinan Campuran

Pelarangan Terhadap Perkawinan Campur Sebagai Tindakan Permunian Oleh : Roi MP Pendahuluan. Saat ini semua orang sudah menyadari dan mengakui kebenaran ide pluralitas. Ada banyak agama, suku bangsa, ideologi dll. yang mempunyai hak yang sama untuk hidup dan berkembang di dunia yang satu ini. Pengakuan ini kemudian melahirkan paham pluralisme. Paham ini sangat menghargai adanya keberagaman dan berusaha untuk mempertahankannya sebagai kekayaan yang tidak boleh seorangpun merusaknya demi kepentingan partikularisme. Tetapi karena kesadaran ini baru muncul pada abad ke 20 / pertengahan 19, maka tidak heran kalau kita mendapati banyak fakta sejarah yang menceritakan mengenai tindakan-tindakan partikularisme yang brutal. Ada banyak sekali laporan mengenai pembataian etnis (misalnya pembantaian orang Yahudi di Jerman), kelompok ideologi (misalnya pembantaian PKI oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia), kelompok agama (seperti terjadi pada kerusuhan di Ambon dan Poso) oleh kelompok-kelompok la

Laporan PPL 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu matakuliah praktik dan salah satu matakuliah kulminasi atau muara kegiatan perkuliahan Sekolah Tinggi/ Universitas yang menyediakan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Matakuliah ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial dalam rangka perbaikan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi yang diaplikasikan dalam bentuk praktik mengajar dan kegiatan edukasional lainnya di lembaga sekolah. B. Latar Belakang Berdasarkan cetusan Undang-undang profesi yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tanggal 6 Dersember tahun 2005 guru ditetapkan sebagai profesi. Dengan demikian pekerjaan guru selain harus mempunyai nilai tawar yang tinggi seperti profesi dokter dan profession

BAB I - BAB III (Skripsi Roi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar, masalah yang dihadapi seorang siswa cukup kompleks. Artinya, dalam belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam hal yang saling