"INGATLAH AKAN ISTRI LOT"
(Lukas 17:32)
Berbicara mengenai Kerajaan Allah, agaknya ada berbagai-bagai pendapat tentang itu. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya penafsiran yang muncul baik di kalangan masyarakat luas (awam) secara umum, maupun di kalangan tokoh-tokoh Teologia secara khusus. Bahkan beberapa penafsir Alkitab berkata bahwa Kerajaan Allah adalah: 1). Saat di mana kita menghadirkan suasana Surga (damai) dalam hati kita. Itu berarti bahwa kita sudah menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita; 2). Saat ketika Yesus melayani di bumi, Dia sudah mendirikan Kerajaan Allah di bumi; 3). Saat di mana suatu ketika akan datang masanya bahwa Yesus akan memerintah kembali di bumi dan menghakimi seluruh isi bumi, dan Ia akan mendirikan Takhtanya; dan 4). Tempat di mana Allah akan memerintah selama-lamanya (sorga).
Tetapi secara khusus, nats ini mengandung pengertian yang lebih mengacu kepada penafsiran yang ketiga dan yang keempat, yaitu saat dimana Allah akan menyatakan kedaulatan dan Kemuliaan-Nya untuk menghakimi seluruh isi bumi dan segala isinya. Dengan kata lain manusia juga akan dihakimi menurut buah (perbuatan) yang dihasilkan semasa hidupnya.
Atas dasar itulan dalam nats ini Yesus menjelaskan kepada pendengar-Nya (orang Farisi dan Murid-murid-Nya) pada ayat 20 & 22, tentang bagaimana Kerajaan Allah akan dinyatakan. Bahkan dalam penjelasan-Nya, Yesus memberikan contoh tentang sebuah kasus dalam Perjanjian Lama (Kej 19:1-29), yaitu tentang riwayat keluarga Lot.
Dala kisah itu Alkitab menjelaskan bahwa ketika Allah menyatakan Kerajaan-Nya dengan menghukum kota Sodom dan Gomora, Allah menginginkan agar Lot dan keluarganya luput dari penguhukuman dan memperoleh keselamatan. Namun kenyataannya, seorang dari keluarga Lot, yakni Istrinya, tidak menikmati bagian dalam konsep (rencana) Allah tentang penyelamatan itu. Mengapa?
1. Karena Istri Lot adalah Pribadi yang suka "BERLAMBAT-LAMBAT" (Kej 19:6a)
Ketika Allah sudah menetapkan hari penghakiman atas Kota Sodom dan Gomora, Allah mengutus dua malikat-Nya untuk memberitahukan rencana penyelamatan itu kepada Lot dan keluarganya. Namun kenyataannya dalam usaha meresponi tindakan Allah, Lot dan Istrinya menunjukkan suatu sikap yang kontra diktif (bertentangan ) dengan keinginan Allah. Dia (istri Lot) menunjukkan sikap "berlambat-lambat" terhadap perintah Allah.
Dalam hal ini sebagai orang percaya, kita dituntut untuk bersikap responsif (cepat tanggap) terhadap kehendak Allah atas hidup kita. Sebagai pribadi yang sudah diselamatkan (orang yang berhak menerima janji-janji Allah dan menrima Kristus sebagai jurus'lamat pribadi), harus bersikap peka dan agresif tehadap maksud-maksud Allah dalam hidup kita sehingga kita mendapat bagian dalam rencana Allah
2. Karena Istri Lot adalah Pribadi yang suka "MENOLEH KE BELAKANG"
"....larilah, selamatkanlah nyawamu; jangan menoleh kebelakang...." (Kej 19: 17). Perintah ini juga disampaikan kepada istri Lot. Saat hukuman Tuhan sudah dilaksanakan atas kota itu, Lot bersama dengan istrinya sedang dalam usaha 'berlari untuk menjauhkan diri' agar terhindar dari bahaya ke tempat yang telah diperintahkan Tuhan. Tetapi istri Lot seolah-olah tidak menangapi perkataan itu sebagai perintah yang serius. Dia mengingat semua apa yang ada di belakangnya (harta kekayaannya) yang ada di Sodom. Dan akhirnya, ia menoleh ke belakang. Apa yang terjadi sesudah ia menoleh ke belakang? Ia menjadi TIANG GARAM (Kej 19:26).
Senada dengan hal itu, Rasul Paulus dalam tulisannya kepada jemaat di Filipi (Filipi 3:8) juga mengingatkan kita sebagai orang percaya untuk tidak menoleh ke belakang. Menoleh ke belakang juga berbicara mengenai saat di mana kita selalu mengingat masa lalu kita yang mungkin saja itu manghalangi kita untuk masuk dalam rencana Allah. Dan akhirnya kita menjadi tiang garam. Dalam hal ini tiang garam berarti juga saat di mana kitatidak dapat berbuat apa-apa, misalnya karena kecewa, stress dan defresi.
3. Karena Istri Lot adalah Pribadi yang mudah "Putus asa"
"....jangan menoleh kebelakang dan JANGAN BERHENTI...." Kata "jangan berhenti" yang digunakan dalam ayat ini menurut saya adalah mengacu pada pengertian bahwa segala sesuatunya berakhir. Istri Lot mengakhiri semuanya dengan menunjukkan sikap berhenti di tengah jalan. Berhenti berarti kita "stag" alias jalan di tempat. Sehingga kita tidak pernah mengalami kemajuan dalm meraih janji-janji Tuhan atas hidup kita.
Akhirnya, pembaca sekalian, tanpa terasa beberapa waktu lagi kita akan meninggalkan tahun 2008 dan akan tiba pada tahun 2009. Saya berdoa bahwa kita tidak larut dalam suasana tahun 2008 sehingga kita selalu berlambat-lambat dalam menjalani hari-hari kita. Waktu semakin tua dan kita dituntut untuk lebih berkembang dalam menyikapi segala sesuatu yang Tuhan berikan. Kita juga jangan menoleh semua peristiwa yang kita alami pada tahun 2008 apalagi mengingat-ingatnya pada tahun 2009. Apa yang tidak dapat kita lakukan selama tahun ini, mari kita belajar untuk meraihnya pada tahun 2009. Kegagalan yang kita alami di tahun ini mari kita tinggalkan tanpa harus menolehnya lagi sebagai sebuah kegagalan yang tidak dapat diperbaiki. Dengan demikian kita tidak akan pernah berhenti dalam melayani Tuhan. Maju terus bersama Yesus, bersama Yesus maju terus. Tuhan Memberkati!
Komentar
Posting Komentar