Bahan Alkitab:
Kejadian 3, Matius 4:1-14
Dalam Kejadian 3 dijelaskan bahwa ular menggoda manusia. Ia
datang kepada Hawa lalu berkata, “Adapun ular ialah………………….. (ayat1-3).
Perhatikan bahwa kesempatan pertama yang dipakai ular untuk memulai godaan-Nya adalah
dengan membangun kebimbangan atau keraguan di hati Hawa akan kasih Allah. Ini ular nyatakan
dengan mengatakan kepada Hawa, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, …………………(ayat
4-5). Serangan tersebut tertuju kepada keutuhan kebenaran mutlak yang ada pada
Allah. Silat katanya mampu meyakinkan Hawa bahwa ia dan suaminya akan “menjadi
seperti Allah”. Menjadi seperti Allah berarti manusia sendirilah yang akan
menentukan apa yang baik dan jahat. Menjadi seperti Allah berarti manusia tidak
membutuhkan Allah lagi.
Godaan si ular mulai menggoyahkan ketaatan manusia kepada
perintah Allah. Keinginan untuk menjadi “seperti Allah” semakin menggoda ketika
matanya diarahkan pada buah pohon itu yang tampak enak dimakan, sedap dilihat
dan menarik hati. Karena itulah manusia memutuskan untuk merebut kedaulatan
Allah.
Kesediaan Hawa untuk mendengarkan suara si penggoda dan
menerimanya sebagai kebenaran adalah lambang perlawanan manusia terhadap
kemutlakan dan kebenaran perintah Allah. Mengingkari kemutlakan dan kebenaran
perintah Allah melahirkan sikap tidak taat kepada perintah Allah, dan sikap
itulah yang mendahului tindakannya memakan buah terlarang. Manusia ingin
menjadi seperti Allah yang tidak terbatas oleh apapun juga. Sesudah perempuan
itu memakannya, kemudian ia menggoda sesamanya, yaitu suaminya dan memang
suaminya pun ikut tergoda (I Tim. 2:14). Dosa pada manusia yang satu merambat
menjadi dosa pada manusia yang lain. Karena itu, ada ungkapan, “dosa melahirkan
dosa”. Dengan demikian, manusia telah menjadi budak dosa. Kepercayaan kepada
Allah yang tadinya tulus dan murni berganti menjadi kesadaran akan kesalahan
yang membawa ketidaktenteraman. Keharmonisan berubah menjadi perpecahan serta
melahirkan mentalitas yeng melemparkan kesalahan kepada pihak lain (baca Kej.
3).
Sekarang bandingkanlah sikap Adam dan Hawa di atas dengan
sikap Yesus ketika Ia dicobai di padang gurun (Mat.4:1-11). “Lalu datanglah si
pencoba itu……… (ayat 3-4). Hidup tidak sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi
kita harus melakukannya dalam ketaatan kepada Allah. Ketika bangsa Israel
tinggal di padang gurun dan Allah memberikan kepada mereka manna, banyak orang
yang kuatir bahwa manna yang mereka kumpulkan tidak cukup untuk mereka sendiri.
Sebagian orang mengumpulkan sebanyak-banyaknya. Namun, apa yang terjadi? Manna
yang tersisa dari apa yang mereka kumpulkan ternyata berulat dan berbau busuk
(Kel. 16:15-20). Jangan serakah! Inilah inti pesan yang dikatakan Yesus kepada
iblis. Manusia harus hidup dalam ketaatan kepada firman Allah.
Evaluasi:
- Jelaskan mengapa manusia pertama jatuh ke dalam dosa!
- Jelaskan apa saja yang sering membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan menurut Matius 4:1-11!
- Tuliskan hal-hal yang sering membuat anak-anak seusiamu berbuat dosa dalam hidup sehari-hari dan jelaskan apa yang bisa mereka lakukan untuk menghindari godaan tersebut!
- Bagaimana tanggapanmu dengan ungkapan: “kita harus bangga karena kita adalah anak Allah”?
Komentar
Posting Komentar